Mengenal Kanker Nasofaring: Gejala, Penyebab, dan Cara Pencegahannya
Kanker nasofaring adalah jenis kanker yang menyerang bagian belakang hidung dan atas tenggorokan, tepatnya di area yang disebut nasofaring. Meskipun tergolong langka secara global, kanker ini cukup umum terjadi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Mengetahui lebih dalam tentang kanker nasofaring sangat penting agar kita bisa lebih waspada terhadap gejala awal dan melakukan pencegahan sedini mungkin.
Apa Itu Kanker Nasofaring?
Kanker nasofaring berasal dari sel-sel epitel di bagian atas tenggorokan yang terletak di belakang hidung. Penyakit ini termasuk dalam kelompok karsinoma dan memiliki kecenderungan menyebar ke kelenjar getah bening di leher.
Gejala Kanker Nasofaring
Kanker nasofaring sering tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, namun seiring waktu dapat muncul tanda-tanda seperti:
- Hidung tersumbat atau mimisan
- Pendengaran berkurang atau telinga terasa penuh
- Benjolan di leher (kelenjar getah bening membengkak)
- Sakit kepala kronis
- Nyeri tenggorokan atau sulit menelan
- Gangguan penglihatan atau mati rasa di wajah (pada stadium lanjut)
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini secara terus-menerus, terutama jika disertai benjolan di leher, segera periksakan ke dokter THT.
Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab pasti kanker nasofaring belum sepenuhnya diketahui, tetapi beberapa faktor berikut diduga berkontribusi:
1. Infeksi Virus Epstein-Barr (EBV)
Virus ini memiliki kaitan kuat dengan munculnya kanker nasofaring. Meski tidak selalu menyebabkan kanker, EBV dapat memicu mutasi sel pada individu tertentu.
2. Faktor Genetik dan Etnis
Kanker ini lebih sering ditemukan pada orang keturunan Tiongkok, Asia Tenggara, dan Inuit. Riwayat keluarga juga meningkatkan risiko.
3. Pola Makan Tinggi Nitrosamin
Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin, daging asap, dan sayuran fermentasi mengandung senyawa nitrosamin yang berpotensi karsinogenik.
4. Paparan Asap Rokok dan Polusi Udara
Perokok aktif maupun pasif memiliki risiko lebih tinggi, begitu juga mereka yang terpapar asap atau debu industri secara kronis.
Diagnosis Kanker Nasofaring
Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan THT, dan jika dicurigai kanker, akan dilakukan:
- Nasofaringoskopi (pemeriksaan nasofaring dengan kamera)
- Biopsi jaringan
- CT scan atau MRI untuk melihat penyebaran
- Tes darah EBV DNA (sebagai pendukung)
Pengobatan Kanker Nasofaring
Pengobatan tergantung pada stadium kanker, namun pilihan umum meliputi:
- Radioterapi: Metode utama untuk kanker nasofaring, terutama pada stadium awal
- Kemoterapi: Sering dikombinasikan dengan radiasi pada stadium lanjut
- Operasi: Jarang dilakukan karena letak nasofaring yang sulit dijangkau
Cara Mencegah Kanker Nasofaring
Meskipun tidak bisa dicegah sepenuhnya, Anda bisa mengurangi risikonya dengan:
- Menghindari makanan yang diawetkan dengan garam berlebih
- Berhenti merokok dan hindari asap rokok
- Mengonsumsi makanan sehat dan tinggi antioksidan
- Menjaga kebersihan lingkungan dan ventilasi rumah
- Rutin periksa ke dokter jika ada gejala mencurigakan
Kesimpulan
Kanker nasofaring adalah penyakit serius yang bisa menyebar dengan cepat jika tidak terdeteksi dini. Karena sering tidak menunjukkan gejala awal, penting untuk mewaspadai tanda-tanda umum dan melakukan pemeriksaan rutin, terutama jika Anda memiliki faktor risiko.
Dengan gaya hidup sehat dan deteksi dini, peluang untuk sembuh dari kanker nasofaring akan jauh lebih besar.